Thursday, May 27, 2004

Boring


Boring sama kerjaan. Boring sama rutinitas. Boring sama situasi. Boring sama nasib. Boring ngurusin blog (eh? emang blog gue gendut apa?). Bener kata si Agus. Boring. Hidup kok, perasaan cuma muter2 disitu aja. Gitu2 aja. Kayak ngejar buntut.
Sebenarnya sih bukan cuma sekedar boring, tapi juga karena capek dan frustasi sedikit.
I think I need to take two weeks off and go vacation.

Btw, gue lupa ngasih sepatah dua patah kata ke Bukrie yang websitenya hilang, lenyap, raib, gara2 ke delate pas lagi nge-bersih2 server. Ngga ada backUp-nya pula. Human error stupidity banget.
"Gimana bud? Emang enaaak... ". Tapi asik juga lho, bisa bikin yang benar2 baru kan?
Eh, tapi Jali juga kok, dedetdotcom nya juga ilang. Nasiiib,... nasiiib.

Wednesday, May 19, 2004

My Neighbours


This is only a list of some old times songs that I've downloaded today :

Aint No Sunshine - Bill Withers / Just A Gigolo - Louis Amstrong / My Girl - The Temptations / Stand By Me - The Temptations / Tomorrow - Nikka Costa /On My Own - Nikka Costa / Alma Matter - Morrisey / Sister Christian - Night Ranger / King Of Dreams - Deep Purple / Tonight's The Night - Rod Steward / Baby Can I hold you - Tracy Chapman / Give Me One Reason - Tracy Chapman / Luka - Suzanne Vega / I Have A dream - ABBA / Bridge Over Troubled Water - Paul Simon & Art Garfunkel / All I want Is Everything - Def Leppard / Rapture - Debbie Harry (Blondie) / The Riddle - Nick Kershaw / Believe It Or Not - Joey Scarburry / Man Against The World - Survivor / Ever Since The World Begin - Survivor / Faithfully - Journey / Dont You Forget About Me - Simple Mind / Big Life - Night Ranger / All I need - Jack Wagner / KD Lang - Sexuality / Road of Thousand Dreams - Trixter / Oh Sherry - Steve Perry / Turn By The Clock - Johny Hates Jazz /

'kenapa yaa, kok susah buanget nyari lagunya David Gates yang judulnya Lady Valentine, sama satu lagi yang judulnya kalo gak salah Super Love dan yang nyanyi juga kalo gak salah Jimmy Castor. Hehheee, gak yakin juga sih. Gilirannya ada, gagal mulu di downloadnya. Keuheul, euy...'

Dapet link lucu2an, She's Crafty dari si Sari. Tengkyu, bu!

Today is the 3rd weeks of us here at our new place. The building itself has an L shape and we live at the short side of L right at the corner with 3 other tenants, all females and singles, they're live at the rest of long side of L. Untill now we dont know much about our neighbours except the one who live closest to us. I can not remember her name but I remember that she is working for a telecommunication company. All the same, we barely never talk- other than just a casual talks. She does look older than her age. We call her Miss Laundry because we notice that she washes her clotches EVERY evening while we know that she only lives there alone. Hhhmm,... I wonder how many times in one day does she chance her clotches? Or is she running a small laundry? hehee..

The girl who live next to her is still study somewhere nearby. She's the youngest among us. I only met her one time on the street outside in one evening. And that was far from the light, so dont ask me how does she look like. It was too dark to see clearly. I give her a nickname too. Miss Busy. Because she used to go back veeeeery late carry her big bag and a lot of stuff. Everytime I could only see her silhoutte went to her door.

And the last one is Miss invisible. Never seen her at all since we moved here. She's working in a bank, the owner of this place told me that. She never has a regular time on this place. She also used to go back very late everyday, and sometimes often never go back at all. I could only notice that she was around by her parfum, I never seen her face, even that I never seen her silhoutte too. Kind of night bird.

Well,... they all my neighbours now. Better be like this- good for all.

Friday, May 14, 2004

Just An Ordiary Day


Berhubung kerjaan gue sudah selesai, gue pulang lebih cepat. Tiba dirumah gue ganti baju dan segera membalik kaus lycra yang gue pakai agar bagian luar kaus tetap diluar, tidak terbalik. Satu atau dua jam lagi gue harus jemput Nina dirumah nyokab, dan gue berencana mengenakan kaus itu lagi. Soalnya tanggung, daripada banyak2in cucian kotor mending sekalian aja make kaus itu lagi. Toh, belum kotor kok.

Sambil rebahan gue nonton TV. Uh, di Indonesia sepertinya lagi demam kontes segala macem! AFI lah, Indonesian Idol lah, Indonesian model lah, ... sampai segala kontes jadi penyanyi dangdut ngetop. Banyak juga ya, orang yang ingin ngetop? Gambaran umum tentang hidup seorang artis memang memabukkan. Profesi itu dianggap menarik dan menyenangkan. Penghasilan yang didapat besar *tergantung juga seberapa ngetop mereka kan?*, penampilan mewah, memungkinkan mereka berada dilingkungan yang glamor, dan yang pasti dikenal banyak orang. Yah, begitulah! Sepertinya menjadi seorang artis terkenal merupakan impian banyak orang muda sekarang. Terkenal, kaya, dan hidup senang.

Satu setengah jam kemudian setelah cuci muka gue kembali mengenakan kaus gue yang tadi gue pake. Waktunya buat jemput Nina. Gue berangkat ke rumah nyokab berjalan kaki. Cuma 10 menitan kok. Sewaktu dijalan gue merasa banget kalo beberapa orang yang kebetulan berpapasan dengan gue seolah agak2 memperhatikan gue. Tanpa melihatpun gue merasa ada orang2 yang sedang mengamati. Jengkel deh! *Gue mah, boro2 kepingin jadi artis, diliat atau ditatap orang gak dikenal lebih dari 5 detik aja sudah sewot banget!* Jadi, yang awalnya gue jalan santai2 akhirnya jadi semakin mempercepat langkah seperti yang sedang gerak jalan. Sensi banget ya? Begini nih kalo jadi orang jelek, hehhehe, nggak biasa dipandangin orang.

Setibanya dirumah nyokab, giliran nyokab yang menatap mata dan badan gue sambil ngomong, "Kok make baju kebalik gitu sih, An?". Hhhmm, .... ini toh sebabnya orang2 dijalan memandang gue? Kaus lycra berlengan 7/8 yang gue pakai terbalik. Tadi dirumah gue kelupaan, baju yang mestinya sudah siap pakai- gue balik lagi. Jadi deh, jahitan dalam di leher, lengan dan badan disamping kiri kanan semuanya terbalik disebelah luar. Nggak enak bener diliatnya! Cailee,.. bisa jadi orang2 yang tadi liat gue dijalan berpikiran kalo gue sedang berusaha menciptakan trend baru didunia fashion kali ya? *Rese nih*

Pas masuk kamar gue dirumah nyokab, gue menemukan si kecil Akmal sendirian tengah berdiri diatas meja komputer. Bokong kecilnya bersandar di monitor dan dia sendiri asik pencet2 tombol lampu kamar mandi.
"Maaaam,... cepetan sini! Ini si beruang kecil lagi ngapain, coba? Kok bisa sih naik sampe atas meja?" Gue berteriak manggil nyokab agar segera datang melihat. Wah, gawat. Orang dirumah udah nggak boleh meleng sedikitpun. Ibunya si Akmal masuk ke kamar dengan ekspresi "Oh please God help me. What else now?" bercampur tampang boring.
"Itu kalo jatoh gimana?" Maksud gue monitornya, bukan Akmalnya. Hehehehe. Abis bikin gemes aja deh anak kecil satu ini!

Ternyata saat itu dirumah nyokab ada bude gue yang baru datang tadi pagi dari Jogja. Bude gue yang satu ini sudah tua dan dari dulu pendengarannya kurang. Lebih tepatnya, Rusak. Jadi seperti biasanya setiap kali ia datang, orang2 di rumah ini harus berbicara dengan volume yang paling pol. Itupun belum tentu membuatnya mendengar. Kalo cuma ngajak makan, minum, apa tidur- sih gampang. Bisa pake kode, bahasa tubuh, alias isyarat. Tapi kalo ber-cakap2? Bisa panjang bin pusing urusannya!

Kali ini gue duduk diruang TV sambil baca tabloid. Nina bermain dengan Akmal diteras. Nyokab yg duduk diseberang gue bersama dengan si bude tampak sedang 'berusaha' ngobrol. Gue gak gitu ngarti arah pembicaraan mereka, tapi yang jelas berisik dan gue jadi senewen sendiri. Nggak maok ikutan denger, tapi kedengeran juga dikuping. Wong nyokab pake tereak segala kok...

Bude : Pengen deh, nyariin lagi mobil2an buat si Ridwan (cucunya) yang pake remote. Nitip kamu ya, Niek?
Nyokab : Ih! Orang udah esempe kok masih dikasih maenan mobil2an?
Bude : Udah lama aku nggak ngasih2
Nyokab : Kan si Ridwan udah besar, Moy. Beli barang yang lain aja, jangan mobil2an
Bude : Iya. Mobil2an yang pake remote
Nyokab : Dibeliin yang lain aja, Mooy...
Bude : Ha? Beli dimana? Ya nggak tauk, makanya aku maok nitip kamu aja yang beli
Nyokab : DIBELIIN TAS SEKOLAH AJAAA... LEBIH KEPAKE *leher nyokab mulai terlihat berurat*
Bude : Huuu,... ya kepake! Anaknya suka mobil2an kok *gue nyengir sendiri*
Nyokab ambil napas lalu diam sebentar sambil melirik gue dengan wajah 'napsu'. Hehhee, sorry mom, nggak ikut2 ah, nanti malah gue yang setress. Gue pindah kapling nyusul Nina dan Akmal diteras. Dari luar sana pun gue masih bisa mendengar dengan jelas suara nyokab. Ah, susah juga ya, bicara dengan orang (maaf bude) bolot.
Tabah ya, maaam..... hhueehhehee...

Wednesday, May 05, 2004

About WC


Maaf ya, ini agak2 jorok sedikit mengenai WC alias kloset/jamban. Gue jadi pengen ngebahas soal WC gara2 ke Garut ikut sepupu gue ke rumah mertuanya. Rumahnya itu (dijalan apa ya? Panatayuda atau apalah nama perwayangan. Lupa!) dikampung yang berjalanan gang dan yang rumahnya rapet2 satu sama lain. Ini bukan sok ngebahas rumah atau lingkungannya ya, tapi ada satu cerita menarik mengenai WC. Sorry nih oom Uus, bukan maok "ngampung2in", tapi WC nya emang antik deh! Pertama kali gue ke Garut ke rumah mertua sepupu gue ini di tahun 1992 saat sepupu gue itu baru rencana mauk nikah dengan cowok yg sekarang jadi suaminya. Nah, kemarin gue disana, gue perhatikan ada begitu banyaknya perubahan besar2an dirumah itu. Memang masih tetap di gang itu, di kampung itu, di rumah yang sama, tetapi sekarang rumah itu terlihat lebih cantik.

Satu hal yang selalu gue inget mengenai rumah itu dulu dan yang sekarang gue syukuri karena telah berubah, adalah WC mereka yang sekarang sudah layak untuk ditangkringi dan normal selayaknya WC pada umumnya. Memang WC jongkok, tetapi setidaknya sekarang gue bisa buang hajat secara normal di WC mereka. Gue inget kondisi WC itu saat pertama kali gue kesana. Hhhmm. Sebenarnya WC itu tidak ada, karena jadi satu bagian dengan kamar mandi. Gue inget betul saat gue bingung cari WC dan salah seorang dari keluarga menunjuk ke lubang besar pembuangan air didalam kamar mandi itu yg sebenarnya sudah bolak balik gue liat dari pertama kali masuk ke kamar mandi itu. What the...? Itu? Imagine. Tauk kaleng susu 400 gr nggak? Yak, lobangnya sebesar itu, rata sejajar dengan ubin, dan terletak agak merapat 15 cm ke dinding. Huh. Kebayang nggak, udah harus jongkok- mesti ambil ancer2 pula agar kotoran mendarat tepat pada sasaran lobangnya. Jongkok terlalu jauh bisa meleset, mau mundur- mentok ditembok . Jadi, bokong dan punggung pasti menyentuh dinding kamar mandi karena caranya memang harus merapat ke tembok kan? Huu.. dingin! Tapi apa boleh buat. Mauk nggak mau memang harus begitu. Daripada harus menahan "rasa" , terpaksalah jongkok diatas lubang itu.
Sayang gak gue dokumentasikan nih (Gambar WC-nya dong say, masak gambar gue sedang nangkring di WC?).
Ini di Garut. Lain lagi ditempat yang lain. Dimana ada WC yg bener2 bikin pemakainya repot buat jongkok dan (maaf) cebok.

Di Bandung. Awal gue di kuliah disini, gue tinggal di tempat kenalan gue dijalan Dipati Ukur. Kamar mandinya juga menarik. Cukup besar, luas, dan bentuk kamar mandinya yang memanjang. Sekitar 2x3 m. Bak air ada disisi dekat ke pintu dan WC jongkok itu terletak di tengah2 sisi yang berlawanan. Benar2 terletak ditengah salah satu sisi kamar mandi. Jadi ketika jongkok disitu dengan tangan kiri dan tangan kanan yang terentang pun, gue tidak akan bisa menyentuh dinding disebelah kiri ataupun yang disebelah kanan gue (kecuali dengan tangan terentang dan badan dicondongkan jauh kesamping). Begitupula dengan dinding di posisi belakang WC. Setiap kali gue "jongkok" disitu, gue merasa aneh- seolah, "Ngapain juga sih, gue nangkring di tengah2 sini?". Kesalnya lagi, untuk mengambil air setelahnya pun kita harus berjalan menuju bak air disisi ujung yg lain ruang kamar mandi itu. Gak praktis banget!

Masih di Bandung, jaman kuliah juga- di kontrakan kita di Sekeloa. Rumah dan ruangan2nya cukup luas. Tapi kamar mandinya, mak!Kecil banget! Ini kebalikan dari kamar mandi yang di jalan Dipati Ukur. WC jongkok yang ini juga jadi satu dengan kamar mandi itu. Posisinya persis disamping bak air yang besarnya pas2an banget itu. Inilah WC yg paling gue "geuleuhin" yang, ih, jangan sampe gue harus nongkrong disana lagi. Gue yang ceking ini setiap kali nongkrong disitu seolah sesak terjepit diantara bak air dan dinding karena kedua paha dan kedua lengan gue setiap kali bergerak akan menyentuh dinding bak dan tembok yang dingin itu. Hiiih! Bayangkan bagaimana repotnya si Salman dan anak2 yang berbadan besar2 itu harus berjuang untuk sekedar jongkok dan bangun dari WC itu.
Halo Salman, Arie, Ocem, Irfan, Wahdi, dkk. Masih ingatkah anda semua dengan WC itu?

WC aneh yang terakhir gue temukan ada di Jogja. Di rumah salah seorang family. Rumahnya besar dan tua. WC mereka juga nggak pernah bisa gue lupain. Soalnya ajaib. WC jongkok ini letaknya terpisah dari kamar mandi. Posisinya tinggi. Begitu pintu WC dibuka akan terlihat undak2an dan bak air yang cukup besar. Jadi jika kita ingin setoran, maka kita harus menaiki undak2an dgn 8 anak tangga kecil, dan begitu kita jongkok- pandangan mata kita lurus sejajar dengan lubang angin tepat diatas pintu WC yg membuat kita bisa saling berpandangan dengan orang2 yang lalu lalang diseberang WC. Selesai jongkok? Yah, kita harus turun lagi buat bersih2 dengan air yang ada di bak dibawah dekat pintu.
BT ya? Kenapa juga WC pake tangga segala? Ribet amat.

Yah! Kadang WC seperti itu tercipta karena ruangan dan lahan yang ada memang terkondisi seperti itu.
Nggak ada kan, orang yg dengan sengaja membangun WC buat akrobat?
Sebelnya dan agak menyesal kenapa waktu itu gue nggak terpikir buat mendokumentasikan WC-WC itu ya?