Tuesday, January 15, 2008

Pak Harto


Sudah hampir dua minggu terakhir ini semua stasiun TV, koran2 dan majalah habis2an meliput perkembangan kondisi kesehatan Pak Harto. Bukan hanya program berita- bahkan program infotainmen pun sibuk meliputnya juga. Pagi siang malam - sepanjang hari - berminggu-minggu. Tidak hanya berita mengenai kesehatan Pak harto, namun juga berita mengenai Dalem Kalitan yang belakangan ini mengadakan pengajian, berita mengenai Astana Giri bangun yang sedang dibersih-bersihkan, berita mengenai semakin banyaknya bermunculan pedagang bunga dan lahan parkir disekitar Astana Giri Bangun, dan ada juga stasiun TV yang khusus membuat program 'profil' Pak Harto- sampai2 saya pikir itu program "In Memoriam". Plis, deh! Saya tahu, itu semua karena orang2 peduli dengan kondisi Pak Harto, tapi mengapa saya sampai merasa seolah-olah orang2 tengah menanti saat "titik" Pak Harto?

"Pak Harto itu alot ya, mam?" Komentar saya suatu sore ketika berada dirumah ibu.
"Hus!" Ibu saya melotot
"Pasti punya pegangan kali ya? Makanya alot." Lanjut saya
"Pegangan apa? Pegangan Pintu?" Ibu saya sok nggak ngerti

Ya iyalah, sepertinya cuma segelintir orang yang tahu- namun gak pernah terucapkan, bahwa orang2 berkuasa dan orang2 berpengaruh lazimnya memiliki 'pegangan' yang umumnya untuk menimbulkan kharisma meraka, untuk melindungi dan memudahkan jalan mereka. Sudah tentu hal2 seperti ini sulit dibuktikan. Atau malah barangkali saya saja yang sok tauk.

Kalo dipikir-pikir orang dari kalangan biasa sudah 'titik' sejak lama. Tapi ini Pak Harto, yang keluarganya memiliki dana tidak terbatas buat mengusahakan obat2an super mahal ataupun mesin2 penunjang hidup yang harganya selangit!

"Ah, nggak tauk deh, mam... Entah karena masih pake mesin penunjang hidup atau karena masih 'pegangan' ya? Wallaahuallaam..." Komentar saya akhirnya.
"Jangan berprasangka buruk... Sana, cepet mandi!"

Ah, si mami... Ibu saya ini memang gak bisa diajak kasak-kusuk! :(