Tuesday, July 08, 2014

Unit Gawat Darurat



Sesiangan ini setelah kerjaan dirumah semua selesai saya iseng jalan2 sendiri ke pertokoan. Ada sesuatu yang mau saya cari. Namun sampai sekitar jam 2 lewat saya belum mendapatkan benda yang saya cari. Ya sudah gak apa gak ketemu, saya harus balik karena udah hampir waktunya jemput si kecil di sekolah.
Jam 3 kurang sepuluh menit saya sudah sampai di sekolahan. Saat masuk pekarangan sekolah dan menyeberangi lapangan untuk duduk di bangku panjang saya lihat banyak wajah2 yang sudah lebih dulu hadir disitu memandangi saya. Sama2 gak kenal, tapi sama2 familiar dengan wajah2 orang tua murid yang sering datang ke sekolah. Dan belum juga 2 menit saya duduk, diseberang jalan diluar pagar tiba2 saya lihat suami turun dari mobil dan melambaikan tangannya kearah saya. Buru2 saya bangun dan kembali bergegas keluar diiringi pandangan orang tua murid yang sudah sedari tadi memang memandangi saya. *Bah*

Belum sempat saya bertanya keheranan suami sudah ngomong duluan : 'Kamu kemana sih? Daritadi ditelpon tapi gak diangkat!'
Saya : 'Ada apa? Kenapa? Tadi aku ke centrum sebentar. Iya aku lupa bawa handphone. Kan belum telat buat jemput Griffin'. Penyakit saya memang hape sering ketinggalan, atau gak denger. Tapi ngomong2 saya baru ngeh ini suami naik mobil siapa ya?
Suami : 'Udah lah, masuk aja ke mobil. Si Griffin jatuh kita harus segera ke eerstehulp (UGD)'. Kata suami sebelum saya sempat tanya2. What? Saya buru2 buka pintu belakang dan masuk kedalam mobil. Griffin duduk dibangku belakang dengan rambut lepek keringat, wajah sembab basah karena menangis, dan tangannya menutupi hidungnya dengan sapu tangan yang penuh bercak darah. Bahkan bagian dada t-shirt nya pun ber-darah2.
Saya : 'Masyaallaah ya ampuuun, ini Griffin kenapa Pa??' Saya mendadak panik melihatnya dan langsung peluk dia erat2. Griffin kembali menangis melihat saya. Wiih, saya ngilu liatnya. Rasanya jadi mau ikutan nangis. Khawatir hidungnya yang mungil patah, mblesek, robek, dsb.
Suami : 'Kamu ini sama sekali gak bisa dihubungi pihak sekolah. Akhirnya mereka telpon saya. Untungnya saya bisa lekas datang! Kau gimana sih, pergi gak bawa handphone?!'
Saya : 'Ini Griffin kenapa?'. Saya baru ngeh dengan orang yang duduk dibelakang setir, dan mobil pun melaju menuju rumah sakit. Ternyata concierge di sekolah Griffin. Saya menyapanya sejenak.
Suami : 'Jatuh dilapangan dan hidungnya membentur bangku panjang. Itu, bangku yang tadi kamu duduki barusan'.
Saya : 'Kapan kejadiannya? Kenapa kalian gak langsung aja bawa ke rumah sakit?'.
Suami : 'Saya suruh mereka tunggu sampai saya datang dan saya datang 20 menit setelah sekolah telpon. Ini kita baru saja on the way ke rumah sakit, beruntung saya liat kamu menyeberang jadi kita muter lagi!'.
Waduh, apakah saya beruntung tiba ditempat pada waktunya? Anak jatoh ber-darah2 begitu ..
Concierge : 'Jatuhnya sekitar setengah jam yang lalu, bu. Itu dilapangan depan. Kita udah mau panggil ambulance tapi suami ibu suruh kita tunggu. Sama pak direktur akhirnya saya diminta buat nganterin langsung ke rumah sakit'.
Hhhhm, pantas saja saya dipandangi orang tua murid yang udah dari tadi datang lebih dulu. Mungkin mereka ada yang melihat kejadian saat Griffin jatuh. Agak aneh melihat saya jalan nyantai masuk gerbang dan duduk dibangku panjang menunggu anak saya yang mereka lihat sudah dibawa papanya keluar, sementara saya gak tauk kalo anaknya mengalami accident. Dan gak ada satu orang pun disitu yang inisiatif ngasih tauk!

Si kecil ini umurnya 5 tahun dan ini untuk kedua kalinya dia dibawa ke UGD akibat jatuh. Accident yang pertama terjadi saat ia berumur 2.2 tahun dan ini terjadi pada hari pertama ia masuk voorschool (kindergarden)! Pada saat pauze sedang berlangsung. Setelah kejadian banyak yang tanya : 'Emangnya gak ada yang ngawasin?'.  

Yaaah, sebenarnya ini lebih aneh lagi karena pada saat kejadian, saya, ayahnya, dan beberapa orang guru juga ada disekitar tempat kejadian. Jadi ceritanya didekat2 sudut halaman bermain sekolahnya itu ada gawang futsal lepas- yang gak permanen (gak tertanam ditanah). Nah, saat bermain disekitar gawang tiba2 saja tanpa terduga si kecil lari lalu bergelayut di gawang futsal itu. Baru saja saya mau membuka mulut untuk melarangnya, dan disaat yang sama ayahnya berlari menujunya, si kecil sudah jatuh bersama dengan gawang yang menimpanya. Posisinya jatuh menjengkang dengan sisi besi atas gawang meninpa mulutnya. Jantung saya seperti lepas, napas saya seperti hilang melihat kejadiannya. Semuanya berlangsung dalam hitungan detik. Ayahnya dibantu dengan guru2 yang ada disitu bergegas menolong. Saya mendadak menangis panik melihat banyaknya darah bercucuran disekitar mulutnya. Anaknya nangis kejer2, ibunya ikutan mewek. Membayangkan gigi2nya hancur, juga membayangkan rasa sakitnya! Dan sungguh cepat sekali dalam waktu kurang dari 10  menit saat saya masih belum bisa berpikir apapun tiba2 datang dua orang paramedik.  Rupanya ada seorang seorang guru yang saat itu langsung telpon ambulance. *thank you!* Setelah beberapa saat di check mereka memutuskan agar Griffin segera dibawa ke UGD karena bibirnya robek dan harus dijahit (operasi kecil)!, secara kasat mata tidak ada gigi yang patah namun di RS nanti harus di rontgen untuk memastikannya. Hhhhh, saya mendadak lemes tapi bersyukur keadaannya tidak parah!
Sebenarnya saya bersyukur karena pada hari itu suami ikut ke sekolah Griffin. Coba kalo saya sendiri yang datang, haduh, saya pasti bisanya cuma nangis2 dan panik sendiri. So, ikutlah suami menemani Griffin di ambulance menuju rumah sakit. Saya pulang ke rumah untuk masak dan menunggu anak yang besar pulang, tapi pikiran saya ke si kecil terus- gak konsen, senewen. Lalu sorenya saya menyusul ke rumah sakit sekaligus membawakan baju ganti buat Griffin. 
Kejadian jatuh itu terjadi sekitar jam 11 pagi dan saya menyusul ke rumah sakit sekitar jam 3 siang. Suami baru bilang kalo si kecil ternyata harus puasa lebih dulu sebelum menjalani operasi jam 5 sore nanti. Kasihan, dari momen dia jatuh dia cuma bisa minum padahal dia sudah lapar dan minta makan. Ampun deh hanya operasi kecil tapi 6 jam gak boleh makan! Sorry sayang.

Jam 5 sore operasi dimulai. Cepet kok, gak sampe 30 menit selesai. Anaknya masih tertidur pengaruh obat biusnya. Yup, 6 jam berpuasa untuk 30 menit operasi. Setelahnya tertidur kurang lebih satu jam setelah operasi. Kasian sekali, bibirnya kelihatan lebih jontor dari sebelum di operasi. *Hiks!*
Saat dia tersadar yang dia cari minum, sebenarnya dia lapar tapi dia takut untuk makan. Saya yang melihat juga ngilu! Oleh dokter ia diberikan eskrim yang sekaligus berguna untuk mengompres lukanya. Singkat cerita malam itu kita kembali dirumah pukul 9 malam. What a long day!

Griffin ini alhamdulillaah sejak bayi sampai sekarang gak pernah sakit yang sampai harus dibawa ke dokter. Biasanya ke dokter hanya untuk check up rutin bayi dan vaksinasi. Jadi sebenernya saya agak geregetan juga secara tidak pernah bawa dia ke dokter karena sakit- tapi yang terjadi malah sampai dua kali masuk ke UGD. 

Ya Allah, semoga kedepannya kita semua terus diberikan kesehatan .. Amiiin YRA.

Note :
Sejak kejadian Griffin jatuh tertimpa gawang futsal, sorenya pihak sekolah langsung menanam gawang tersebut jadi permanen *telaat*. Insiden yang dialami Griffin adalah insiden pertama (dengan gawang futsal yang sudah ada disitu lebih dari 4tahun)  yang dialami murid disitu.  
Ajaib deh si Griffin ..