Monday, March 30, 2015

Es Krim 150 euro


Negara Belanda itu melegalkan pemakaian ganja. Saya kurang jelas juga bagaimana aturan selengkapnya, yang saya tahu orang2 tidak boleh menanamnya sendiri di rumah, namun orang2 dapat membeli dan mengkonsumsi ganja ditempat yang disebut dengan istilah Coffee Shop. Hanya didalam Coffee Shop itulah penikmat ganja dapat sepuasnya menikmati ganja. Indoor. Jadi ganja terlarang buat dihisap diluaran, dijalanan, atau di tempat2 umum selain di Coffee Shop. Coffee Shop sendiri sebetulnya mirip2 dengan Bar atau Pub. Bedanya hanya di Coffee Shop kita bisa memesan ganja ataupun mushroom. Jadi istilah Coffee Shop sebenarnya hanya buat membedakannya saja.

Khususnya di Amsterdam Coffee Shop bertebaran dimana-mana. Banyak! Bahkan ada juga Musium Marijuana yang menurut saya nggak penting banget buat dikunjungi. Yep! Kalo buat saya pribadi lebih baik berkunjung ke Coffee Shop nya saja langsung. Seandainya saya 20 tahun lebih muda ada kemungkinan bisa setiap weekend saya 'nangkring' di Coffee Shop. *kidding!*


Selain Coffee Shop disini pun banyak toko2 yang menjual produk2 makanan, minuman, permen, dan sebagainya yang mengandung ganja. Melihat macam2 produknya dari luar etalase tokonya saja sudah cukup membuat saya pusing kepala. Harganya juga variatif, tapi sepertinya tidak mahal kok. Tampaknya hampir segala jenis makanan atau minuman bisa diproduksi dengan campuran ganja. Tapi rasa dan efeknya bagaimana  jangan tanya saya karena selama disini saya belom pernah tertarik mencobanya. Hingga suatu hari ....

Suatu hari saya kedatangan teman saya dari Jakarta. Seperti biasanya jika ada teman datang, menemani jalan2 dan berkunjung ke daerah RedLight adalah hal wajib *Halaaah*. Dikunjungan teman2 yang sebelum2nya saya betul2 hanya menemani mereka termasuk saat berkunjung ke toko produk ganja. Namun kali ini mendadak saya tertarik juga mencoba eskrim ganja rasa stroberi. Ini beneran cuma mencoba alias nyicipin lhooo, secara sebenarnya seorang teman saya lah yang membeli buat kita bertiga cicipi ramai2. Pesan hanya satu scoop (minta sendoknya 4 biji!) yang ternyata harganya cuma 2 euro. Murah! Dan eskrim pun kita nikmati bareng2 sambil meneruskan jalan2 kita. Rencananya teman saya ini mau mencari oleh2 souvenir, so, dimulailah perjalanan kita keluar masuk toko souvenir.

Entah karena kita excited sedang menikmati eskrim ganja atau memang seperti inilah efek yang ditimbulkan, jalan menjadi terasa ringan dan sepanjang jalan pun rasanya ceria sekali. Hingga akhirnya saya melihat kantung ransel teman saya terbuka. Secara di centrum Amsterdam banyak copet, saya jadi agak khawatir kalau2 teman saya ini kecopetan. Setelah di check ternyata memang benar dompet uangnya raib! Ov-chipkaart, uang receh2, dan uang 150 euro yang baru tadi pagi dia ambil dari ATM pun lenyaplah sudah. Terlalu! Memang bukan saya yang kecopetan tapi saya juga ikut merasa kesal karena saya tidak melihat kejadiannya, padahal saya yang paling sering berjalan dibelakang mereka. Untungnya dompet tempat kartu2 penting ia pisah dan ia letakkan didasar ransel.  Duh, bayangin, kehilangan paspor, surat2, atau kartu2 penting tentunya lebih bikin ribet buat mengurusnya- apalagi disaat ia sedang jadi turis di negara asing.

Akibatnya teman saya kapok. Menurutnya eskrim ganja membuatnya jadi tidak waspada. Hehehee, jadi nyalahin eskrim. Tapi menurut saya efek eksrim tersebut berbeda pada tiap2 orang. Pada orang yang sudah biasa mencoba ganja dan pada orang yang belum pernah mencoba ganja. Jaman badung dahulu kala saya biasa menghisap ganja, jadi efek eskrim yang saya rasakan (apalagi hanya satu cup dinikmati bersama) hanya membuat saya lebih rileks. Enjoy. Anteng. Happy secukupnya. Ujung2nya membuat saya mengantuk (bukan membuat lapar). Sementara pada teman saya efeknya membuat mereka cekikikan gak jelas dan terlalu rileks. Dan tentunya faktor nasib sial juga ya? Tapi memang siapa yang gak emosi jiwa kalo harus beli satu cup eskrim seharga 150 euro lebih??

Nasib!