Tuesday, October 18, 2005

Kecanduan


*Ini gak ada hubungannya dengan narkoba*. Anak gue, Nina, hobi banget menggambar! Iya, menggambar, membuat gambar, membuat sketsa. Nina itu anak yang penuh imaginasi dalam menggambar, tapi ia sama sekali tidak suka mewarnai. Aneh kan? Kalau terpaksa harus mewarnai, caranya asal2an! Seperti nggak ada usaha untuk membuat gambar2nya yang cantik itu menjadi terlihat lebih menarik.
Tapi bukan itu yang bikin gue gregetan, ini lebih karena jam menggambarnya yang susah dibatasi. Dua tahun belakangan ini gue lebih memilih membelikannya kertas HVS polos per Rim. Capek, mak! Buku gambar setebal apapun bisa habis dalam hitungan hari. Males kan? Rim kertas HVS pun harus gue sembunyikan agar dia tidak memakai kertas sesukanya. *Caranya menghabiskan kertas lebih banyak ketimbang gue menghabiskan kertas dikantor dalam sebulan*. Setiap hari kertas putih dengan gambarnya bergeletakan dimana-mana. Huh! Bosen deh menyuruhnya tertib buat nggak lupa menaruh kertas2nya didalam laci. Herannya biar udah gue umpet2in tapi dia tetap saja bisa menemukan kertas (gue gak merasa punya kertas itu & dia nggak pernah mau bilang dapat darimana). Saking gilanya menggambar, dipinggiran halaman buku2 pelajaran/tulisnya pun bahkan sering dia gambar2! *Dan, huh, buntut2nya gue juga yang ditegur ibu gurunya*

Sebenarnya sih gue senang dengan bakatnya ini *Coba, nurun dari sapa dulu dong?*, tapi, dia seperti yang kecanduan gitu loh. Gue waktu kecil pun gak gitu2 amat. Nina ini pulang sekolah baru saja turun dari mobil, belum sempet tarok tas- copot sepatu, dia udah gradak-gruduk cari kertas dengan gelisah. Setelah dapat kertas, dia langsung saja duduk anteng dimeja, menggambar masih dengan seragam dan tas dipunggungnya. Kalo dia nggak langsung dapat kertas, Nina bisa ngamuk uring2an gak keruan! Bete kan? Tiap hari tuh. Aaaarrghh!!!!

Kemarin malam sewaktu gue sedang santai nonton TV, Nina dateng menghampiri gue sambil menyerahkan sejumlah kertas. Selanjutnya, Oh, my! Gue takjub, terharu, dan bangga melihat kertas ditangan gue. : She made her first two comic books for me!!! Iya, komik. Sederhana & so childish, hanya dengan 2 lembar HVS putih yang dia staples menyerupai buku. Pada halaman2nya dia bercerita melalui gambar2 yang ia susun per-kotak, dengan kharakter (tokoh)nya, dan lengkap dengan dialog box-nya. This is great! Gue beneran terharu dan bangga! Tandanya dia sudah mengenal konsep dasar komik dengan baik, tinggal lebih diasah & diarahkan *hiks! bangga!
Ia membuat 2 buah komik yang masih2 terdiri dari 4 halaman (2 lembar HVS dilipat 2 ditengah). Pada halaman belakang dia tulis : "Dapatkan segera serialnya di toko buku" Duh! Ngerti2nya istilah serial ya?

I love you, kiddo! You go, girl!!

------------------------------------------------
Book for reading this week :
* John Updick; The Witches from Eastwick
* Steve Martini; Shopping Girl

Monday, October 10, 2005

*talking to myself*


Gila kali ya? Cuma pengen kalung emas yang gak seberapa berat, ada perempuan di Tangerang yang tega2nya sampai membunuh tetangganya sendiri yang dia kenal, yang dia lihat hampir setiap hari, dan yang sering dia ajak ngerumpi. Bukan cuma sekedar dibunuh, tapi dia sanggup memotong leher tetangganya itu. *Gua rasa urat mual perepuan itu udah putus ya?* Dia nggak gila, tapi goblok, dan nggak ada akalnya, dan yang jelas dia sadis. Pasti sekarang dipenjara dia sedang menyesal habis2an.

Polycarpus. *Hhmm, kok kayak nama jenis bahan kimia ya?* Nama yang aneh!

Ini hoax apa bukan? *Damn! I hope they joking!* Gue baca berita dari email bahwa Supreme Court (apa sih dalam bahasa Indonesianya?) di Indonesia akan mencontoh peraturan pemerintah Mesir, dengan mengeluarkan peraturan bahwa setiap WNA pria yang akan menikahi perempuan WNI diwajibkan membayar deposit sebesar USD 50.000 atau sekitar IDR 500 jeti, bo! Alasannya sih demi melindungi kepentingan perempuan2 itu sendiri.
Halah! Ngada-ngada ya? Setan betul kalo ini bukan hoax! Lelucon garing! Memangnya perempuan WNI itu barang komoditas? barang dagangan? haa?? Apa Indonesia sudah segitu kekurangan income sampai harus cari2 cara lain yang bisa mendatangkan uang? Kalau memang mau seperti itu caranya, wah, negara goblok apa pula ini? Mirip germo berkedok negara!

Sunday, October 02, 2005

Mimpi Yang Aneh


Semalam gue mimpi aneh, mengerikan, dan mengherankan. Biasanya gue tidak merasa pernah bermimpi, maklum, tidur malam gue selalu aja susah setengah mati. Bisa tidur sebelum jam 2 pagi pun gue sudah cukup bersyukur! Namun mimpi gue semalam rasanya begitu nyata hingga terus terbawa saat gue bangun. Mengenai apa cerita mimpi gue semalam, gue gak bisa mengingatnya, tapi gue ingat betul gimana saat tiba2 gigi gue copot dan rontok satu persatu seperti jagung pipilan hingga gue harus menahannya dalam genggaman dua tangan gue agar tidak berceceran dilantai. Serem gak sih? Dalam mimpi gue merasa begitu panik. Dan rasanya begitu nyata seolah itu bukan mimpi! Siapa sih yang gak panik kalo dalam satu menit tanpa accident apapun tiba2 semua giginya rontok? Hhhh, untungnya cuma mimpi!
And guess what? Hari minggu ini gue menang arisan! Dan gue dapet kiriman paket! Hehhhehheee... ada hubungannya gak ya? Mimpi ini gue ceritain ke tante gue, dan dia memang bilang bahwa memimpikan gigi copot : Biasanya itu pertanda bakal dapet rezeki. Gee! I hope she was right! Tapi arisan yang gue dapet ini kan tidak seberapa? Wong cuma arisan iseng2 antar sepupu. Hihihhii, gue bukannya gak besyukur dapet rejeki dari arisan, tapi kan gak sesuai dengan jumlah gigi gue yang rontok dalam mimpi ya? Gue jadi terbawa sugesti nih, moga2 kalo bener gue bakal dapat rezeki, semoga tetap ada kelanjutannya- gak cuma sebatas menang arisan dan dapet paket aja ya? Aaahhahahhaa ...