Monday, March 13, 2006

Akibat Fanatik


Tinggal di Indonesia dari hari ke hari rasanya semakin bikin sakit hati dan depresi. Udaranya semakin panas, segala macam barang dan jasa semakin mahal, ditambah dengan bermunculannya segala macam rancangan2 peraturan bodoh yang terkesan berusaha 'ngatur' moral individual masyarakatnya, belum lagi hiruk pikuk sebuah organisasi fanatik yang meng-atasnamakan agama mereka yang semakin lama semakin mengganggap diri mereka 'dewa'. Merasa paling benar sendiri, dan mereka mungkin sungguh2 yakin bahwa hanya merekalah calon penghuni surga- walau realitanya cara mereka bertindak lebih mirip preman ketimbang orang beragama. Bah, bosen!

Damn, susah banget buat bangga jadi bangsa 'Endonesa'. Setiap kali lihat tv dan koran, bisa dipastikan selalu ada berita2 konyol yang timbul akibat kebodohan oknum2 pemerintah sendiri yang acapkali suka tiba2 sok disiplin- sok menegakkan hukum- dan sok mentaati peraturan, tapi sering malah menyengsarakan orang lain yang gak bersalah, khususnya lagi2 bagi perempuan2. Huuu..

Siapa yang gak sakit hati sih, seandainya kamu sebagai perempuan yang terpaksa malam2 harus menunggu kendaraan umum dipinggir jalan sehabis kerja lembur tiba2 ditangkap aparat dengan tuduhan pelacur? Bayangkan, hanya karena menjadi seorang perempuan yang kebetulan harus berada diluar rumah malam2 = pelacur?? Dasar aparat2 pemda & tramtib idiot! Perempuan2 yang bukan pelacur itu pun saat itu juga pasti berharap sudah tiba dirumah- atau berharap punya mobil pribadi ketimbang sudah malam harus menunggu kendaraan umum di pinggir jalan. Belum lagi dengan resiko menjadi korban kriminalitas!

Lagipula tidak seharusnya aparat hanya menangkapi pelacurnya saja sementara para laki2 brengsek sebagai konsumen mereka dibiarkan bebas berkeliaran. Kalau perlu seharusnya dibuat aturan "hukum kebiri" bagi mereka yang melakukan kejahatan seks (baca : pemerkosa), bahwa penjahat2 seks penghuni penjara diwajibkan di kebiri sebelum mereka dibebaskan. Percaya deh, setiap laki2 yang punya niat asusila pasti jadi berpikir sepuluh ribu kali lipat sebelum bertindak. Tapi apakah bapak2 anggota pansus yang terhormat berani menetapkan aturan seperti itu? Hahhhaa,... dengan resiko kemungkinan mereka sendiri juga bisa di kebiri? Tentu tidak mungkiiin... Walaupun sebenarnya aturan ini pasti efektif banget buat meng-antisipasi pemerkosaan, memberantas pelacuran dan tempat2 maksiat. Tanpa adanya laki2 hidung belang mencari mangsa, dijamin pelacuran & tempat2 maksiat itu tutup tenda semuanya. Dikala aturan itu berlaku, hanya laki2 yang benar2 "sakit" yang masih nekad memperkosa perempuan.

Pelaku, pembuat, dan para pengedar film2 seks memang sudah sewajarnya dikenakan sanksi hukum. Memang harus begitu. Tapi jika UU sampai merasa perlu mengatur bagaimana perempuan berpakaian, itu konyol! Kalo itu sampai terjadi, mendingan hengkang ke negara laen yang lebih liberal aja deh. Iya dong, bebas dari aturan2 yang banyak meng-intimidasi perempuan. Endonesia kan bukan Arab! Ridiculous aja, kalau ada perempuan berpakaian sedikit seksi lantas dianggap tampil mesum dan dianggap bertanggungjawab atas pikiran ngeres "kaum laki2 gak mampu cari pelampiasan" yang tiba2 horny hanya dengan melihat betis, bokong, bahkan hanya dengan melihat lengan tangan perempuan. Seharusnya otak mereka yang perlu dicuci. Gue kenal banyak cowok kok, yang dari dulu hobi melihat gambar perempuan telanjang- termasuk mengkoleksi film2 porno. Tapi gue belum pernah denger berita mereka mereka ditangkap karena memperkosa perempuan. Jadi, itu semua tergantung isi kepala masing2 individu. Kalo bang haji Oma dan gerombolannya merasa terganggu dengan perempuan2 caktik dan seksi disini, kenapa mereka gak pindah ke Arab aja? Dan mungkin mereka2 ini gak tauk, kalo di Arab sana meskipun perempuan berpakaian tertutup "dari ujung ke ujung", perkosaan pun banyak terjadi.

Trus? Apa masih mau nyalahin perempuan?

& BEING A WOMAN IS NOT A CRIME!

1 comment:

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.