Thursday, January 22, 2009

Seputar Kehamilan

Menurut gue, sebagai negara yang lebih maju dari Indonesia- Belanda ini agak aneh. Cukup banyak hal-hal aneh disini yang menurut gue agak mengganggu gue. Saat ini gue cuma mo ceritain salah satu diantaranya; Yakni, disini kalo nggak dalam keadaan darurat banget orang2 dianjurkan untuk pergi berobat ke dokter praktek umum (huisarts)
- nggak bisa langsung ke dokter di Rumah Sakit. Ini pengalaman gue.
Bulan ini kandungan gue sudah jalan tujuh bulan. Lima bulan pertama setiap bulannya gue periksa di Jakarta. Tapi dua bulan terakhir ini di Amsterdam gue hanya periksa ke dokter umum, bukan Rumah Sakit (karena menurut mereka periksa kandungan rutin itu bukanlah hal yang mendesak), yang mana di dokter umum itu nggak ada tersedia mesin USG nya. Akibatnya gue sama sekali nggak tauk seberapa besar, berapa berat janin gue sekarang, dan bagaimana keadaan posisi janin gue didalam perut gue. Tanpa mesin USG gue gak bisa melihat gerakan2 si janin seperti 5 bulan pertama di Jakarta. Dokter hanya bisa memeriksa gue secara fisik dengan stetoskop dan meraba-raba perut untuk mengetahui letak posisi janin. Ini hal yang menyebalkan yang pertama!

Hal menyebalkan yang kedua : Tidak seperti di Jakarta, ibu2 hamil disini tidak diberikan resep supplemen apapun seperti lazimnya yang diberikan dokter2 pada ibu2 hamil. Alasannya karena gue sehat, gue makan teratur, dan gue tidak mengalami masalah apapun. Resep supplemen tambahan hanya diberikan pada wanita hamil yang bermasalah. *AAAARRGGHH!* Oke, gue memang sehat, gue memang makan melulu secara teratur, dan gue emang gak pernah sakit! Tapi gue ini kan kuruuuss .... Apa yang gue makan 'kan beda dengan kebiasaan makan bule2 itu.... dan gimana gue gak cemas, dua bulan terakhir ini timbangan gue gak pernah lebih dari 50 kg. Gue kadang masih merokok, dan gue sendiri pun gak yakin apakah makanan yang selama ini gue makan bergizi atau enggak?
Yang ada gue malah dikuliahi panjang lebar bahwa supplemen itu sejatinya tidak begitu saja diserap sibayi. Bahwa sebenarnya tubuh sang ibulah yang akan menerima semua supplemen2 itu dan sang bayi hanya akan menyerap zat-zat yang mereka butuhkan saja dari apa yang sang ibu makan, dan itupun tidak selalu mereka serap dari supplemen tambahan itu. Uh! Iya! Ini mah gue tauk! Tapi apa susahnya sih tinggal menuliskan resep supplemen? Namanya juga supplemen tambahan, ... gue merasa perlu tambahan! Terserahlah nantinya buat gue atau buat si bayi!
Dan gue makin kesal lagi setelah tauk bahwa disini tidak ada toko2 atau supermarket yang menjual produk2 susu untuk ibu2 hamil! Jadi sudah pasti gue gak boleh berharap menemukan susu untuk ibu2 menyusui nantinya.

Akibatnya gue pernah ribut2 kecil dengan Rayhan gara2 tiga hal diatas itu. Menurutnya pemberian supplemen itu hanya akibat tradisi dokter2 di Indonesia saja, dan bukan selalu akibat sang ibu memerlukannya. Berawal di jaman baheula di Indonesia (mungkin) disaat masih banyak wanita hamil yang membutuhkan tambahan gizi yang diberikan doktor untuk kehamilannya, yang selanjutnya menjadi tradisi (sang ibu sehat ataupun tidak). Yang lebih mungkin sekali terjadi akibat tradisi kerja sama sang dokter dengan para supplier obat2an. Dan buntutnya dia menuduh gue gak percaya dengan keprofesionalan dokter2 disini, dan hanya dokter2 di Indonesia saja yang hebat2! *embeeeerrr*
Mungkin Rayhan menganggap gue terlalu khawatir, bawel, dan cemas berlebihan. Tapi memang begitulah adanya. Gue cuma ingin yang terbaik buat si bayi dan diri gue sendiri. Gue gak ingin terjadi sesuatu hal buruk akibat kealpaan tiga hal2 tersebut diatas. Cowok memang mudah bicara ya? Easy to say. They're not carrying the baby for 9 months and they're not the ones who's going to delivery the baby, right? Mereka gak tauk gimana susah dan sakitnya!
Gue jadi bertanya-tanya sendiri, apakah segala keinginan gue mendapatkan supplemen dan susu lebih didasari perasaan gak yakin dengan gaya hidup gue dan dengan apa yang gue makan? Kalau pun iya begitu, apa salahnya sih dengan gue minta tambahan supplemen?? Kan gw bayar, gak minta gratis ..


*Emosi orang hamil*

Wednesday, January 21, 2009

Mobil Masuk ke Rumah!




Kemarin siang pas baru aja keluar dari flat gue melihat ada sedikit keramaian di gallery sebelah. Pemandangan yang menarik- agak2 tidak lazim. Sejumlah orang tampak berusaha bersama-sama *maksa* memasukan sebuah mobil kedalam gallery yang pintunya tidak seberapa besar. Sayangnya gue gak sempat melihatnya dari awal. Tapi yang jelas pada akhirnya mereka berhasil!

Bangunan2 di Amsterdam memang umumnya kecil2 dan bertingkat, dengan tangga2 dan ukuran pintu yang pas2an- sehingga cukup menyulitkan penghuninya memasukan dan mengeluarkan perabotan2 besar. Terutama jika posisinya dilantai atas. Terpaksa semua benda2 besar itu dikerek keatas (dari luar) dan dimasukan melalui jendela yang -itulah gunanya- yang umumnya dibuat besar-besar. Untuk memudahkan perabotan besar2 keluar masuk. Praktis tapi repot! (Apa repot tapi praktis, ya?)