Hari ini hari kedua menjelang Iedul Fitri. Hari pertama dapat jatah libur dari kantor. Senangnya! Senang karena tidak lama lagi lebaran, senang karena tidak perlu lagi terkantuk-kantuk dan nyolong2 tidur dikantor. Hueh!
Kesibukan pertama di pagi ini adalah pergi ke bank dilanjutkan dengan pergi ke sebuah superstore. Bukan buat belanja keperluan lebaran seperti umumnya orang2, tapi buat cari kursi kecil pelengkap meja kecil Nina yang sudah rusak. Tapi pada akhirnya gue pun belanja yang lainnya juga selain kursi kecil. Belanja beberapa barang yang harusnya kurang penting dibeli saat ini.
Bulan puasa dan hari2 menjelang lebaran memang terasa berbeda. Selain kesenangan melihat kesibukan orang2 dimana-mana, juga timbul keharuan melihat keuletan orang2 yang masih berusaha mencari sedikit rezeki dengan macam2 jenis dagangan kecil2an mereka (yang sepi pembeli) disepanjang jalan yang hanya duduk2 bengong menanti pembeli, melihat tukang2 sapu jalanan yang tengah duduk mengaso, tukang2 parkir yang berdiri diam mengawasi mobil2 diparkiran, sementara orang2 lain lalulalang membawa kantong2 belanjaan mereka. Duh! Gue selalu saja "sensi" dengan kondisi orang2 seperti mereka ini. Memang, tentunya ada diantara mereka2 ini yang memang sengaja cari kesempatan berdagang di moment seperti ini, tapi pastinya juga banyak yang terkondisi untuk harus tetap berupaya walau sebenarnya mereka ingin bisa seperti orang2 yang lalulang didepan mereka- menikmati belanja ini dan itu buat lebaran. Terpikir oleh gue : apakah ada yang memberi mereka THR? Rasanya tidak. Sepertinya mereka harus giat berusaha sendiri. Syukur2 ada orang2 baik hati yang memberi mereka sedikit rezeki sebagai ganti THR.
Ya, gue selalu simpati kepada mereka2 ini, yang masih mau bekerja dan ulet. Juga pada para tunawisma dan gelandangan sejati. Sepanjang pengamatan gue, walaupun gak punya apa2 mereka lebih memilih mengais-ngais tempat sampah ketimbang meminta-minta. Jika diberi mereka mau menerima, tapi mereka tidak meminta- minta (Nggak heran jika banyak gelandangan yang jadi orang gila karena tekanan hidup dijalanan). Jadi jangan harap gue mau bersimpati ke para pengemis profesional terutama yang terlihat segar bugar. Para pemalas sehat yang nggak tahu malu meminta-minta ke semua orang yang lewat didepan mereka.
Ah! Gue sendiri pun nggak bisa menolong mereka semua walaupun gue ingin. Gue bukan orang kaya, apalagi Dewa. Gue cuma bisa sekedar memberi sedikit kelebihan rezeki gue pada beberapa dari mereka. Dan gue senang melihat ekspresi bahagia dan syukur mereka menerima pemberian gue yang tidak seberapa itu. Tapi Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Gue berharap rezeki mereka akan menjadi lebih baik nantinya. Tentunya rezeki gue juga, supaya gue bisa lebih banyak lagi membantu mereka yang membutuhkan.
Amien.
No comments:
Post a Comment