Thursday, March 10, 2005
Gue dan Pakaian
Masih menyambung masalah ketidaksukaan gue dibilang kurus, gue biasa mengakalinya dengan memakai baju berlapis-lapis. Itu sudah pasti. Umumnya gue selalu mengenakan tanktop atau tshirt berlengan pendek dibawah kemeja/blus, yang kemudian gue tutup lagi dengan jaket, overall atau blazer. Minimal (meskipun gue berbaju tanpa lengan) gue harus mengenakan kaus dalam dibawah pakaian gue. Jakarta memang panas terik, tapi gue lebih rela agak kepanasan dan gerah dengan baju yang berlapis. Karena selain membuat gue terlihat tidak terlalu kurus, pakai baju berlapis lebih menyerap keringat tanpa membuat kemeja luar gue basah lepek jika gue memang sedang berkeringat. Yang agak2 lucu, kalo di Jakarta pake baju berlapis agar badan terlihat sedikit lebih tebal- gerahnya bukan main, di Amsterdam pake baju tebal berlapis, duh, masih tetap dingin.
Yang sedih, setiap kali ikut aerobic gue terpaksa selalu pake kaus tanpa lengan dan celana training karena gue nggak pernah berani pake baju kaus stretch (apalah itu namanya) khusus aerobic. Sudah terbayang betapa menggelikannya liat badan gue sendiri di cermin besar yang ada disitu, dan berada diantara perempuan2 lain di kelas gue yang umumnya berbadan montok, bulat, sampai yang sedikit lebih berdaging dibanding gue. Rasanya lebih baik berpakaian yang netral ketimbang gue merusak pemandangan.
Model sebuah baju dan cara berpakaian memang bisa membawa pengaruh atau kesan2 tertentu ya? Gue punya sebuah atasan Babydoll coklat bermotif pemberian orang yang jarang banget gue pake karena memang gue tidak suka dan menurut gue modelnya pun terlalu feminin.
Hari Sabtu lalu gue ke sekolah Nina pake baju itu. Setelah selesai bicara dengan wali kelasnya, wali kelas itu bilang, "Lagi isi ya, bu?" Gue mengerutkan kening 5 detik sebelum mengerti maksudnya *Yeah, right, isi jeroan* Gue cuma bisa tersenyum, "Ah enggak, belooom... belooom" Dan begitu pula saat gue sedang berdiri diluar kelas Nina, seorang ibu orang tua murid kembali mengira gue hamil muda. Dan hari itu ada 3 orang yang mengira gue sedang hamil, belum terhitung dengan yang tidak menanyakannya langsung. Something wrong with my dress? Apakah ada semacam aturan tidak tertulis yang menetapkan bahwa model babydoll merupakan model baju khusus buat orang hamil? Si papi bilang, orang2 jadi punya persepsi begitu karena nggak terbiasa liat gue berpakaian dengan model yang agak lain dari yang biasanya gue pake. Mungkin juga.
Tapi gue nggak bakal pake babydoll lagi kecuali kalo gue memang beneran hamil!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment