Wednesday, February 25, 2004
Signs That You've Grown Up
Tauk nggak?
How can you tell if your cat has seen you naked??
Turn up your sound *evil laugh*
Subject: 25 SIGNS THAT YOU'VE GROWN UP....
1. Your house plants are alive, and you can't smoke any of them.
2. Having sex in a twin bed is out of the question.
3. You keep more food than beer in the fridge.
4. 6:00 AM is when you get up, not when you go to bed.
5. You hear your favorite song on an elevator.
6. You watch the Weather Channel.
7. Your friends marry and divorce instead of hook up and break up.
8. You go from 130 days of vacation time to 14.
9. Jeans and a sweater no longer qualify as "dressed up."
10. You're the one calling the police because those damn kids next door won't turn down the stereo.
11. Older relatives feel comfortable telling sex jokes around you.
12. You don't know what time Taco Bell closes anymore.
13. Your car insurance goes down and your payments go up.
14. You feed your dog Science Diet instead of McDonalds leftovers.
15. Sleeping on the couch makes your back hurt.
16. You no longer take naps from noon to 6 PM.
17. Dinner and a movie is the whole date instead of the beginning of one.
18. Eating a basket of chicken wings at 3 AM would severely upset, rather than settle your stomach.
19. You go to the drug store for ibuprofen and antacid, not condoms and pregnancy tests.
20. A $4.00 bottle of wine is no longer "pretty good stuff."
21. You actually eat breakfast food at breakfast time.
22. "I just can't drink the way I used to," replaces, "I'm never going to drink that much again."
23. 90% of the time you spend in front of a computer is for real work.
24. You drink at home to save money before going to a bar.
25. You read this entire list looking desperately for just one sign that doesn't apply to you and can't find a single one to save your sorry old ass! LOL
****Bruce's Contribution****
Tuesday, February 24, 2004
TETANGGA BANGUN RUMAH
Karena weekend panjang kemaren kita nggak kemana-mana dan umumnya hari biasa kita kerja seharian, gue baru sadar kalo saat ini tinggal dirumah siang2 benar2 menjengkelkan. Masalahnya, tetangga sebelah masih sibuk bangun rumah dan belom kelar2 juga. Kegiatan dimulai dari jam 8 pagi dan berhenti di jam 6 sore. Nah, ini dia yang BIKIN GUE DONGKOL. Efek bunyi dan getaran yang ditimbulkan mereka memang sudah tidak separah saat mereka meruntuhkan keseluruhan bangunan rumah lama di awal2 bulan lalu. Asli bo, di periode itu kita serasa yg tinggal di Lebanon. Tapi sekarang kuli2nya, *eh maaf- pekerja2nya itu lho yang bikin gue agak2 irritated. Memang mereka nggak suka usil, mungkin karena mereka tauk gue ibu2, tapi mereka sering menyempatkan diri menatap, melihat-lihat dan memperhatikan apa yg kebetulan sedang kita lakukan disekitar teras. Pokoknya wants to knoooww, aja.
Gini lho : Tempat tinggal kita dilantai dua memunggungi bangunan sebelah (yg saat ini sedang ancur2an dibangun mulai dari pondasi lagi) dan kita memiliki teras besar dimana ada tangga menuju kebawah disisi ujung teras. Masalahnya, sekarang ini lebih dari separuh sisi teras, terutama yang disisi tangga (main entrance) bisa jelas2 terlihat dari tempat mereka bekerja. Jarak mereka dengan teras dekat sekali. There used to be a wall before, but now only unfinished brick construction where from both side can see each other. Sebel nggak sih? Maok duduk2 nyari angin atau becanda ketawa2 diteras spt biasanya kok jadi risih sendiri dengan adanya mereka dimana-mana diatas konstruksi itu. Maok make tangga pun gue jadi sadar nggak sadar mengendap-endap sendiri menunggu moment mereka itu meleng dulu. Bahkan dari dalam rumah pun suara mereka bicara satu sama lain terdengar seolah dekat sekali. SIALAN. Remon dan Nina santai2 aja- they're not disturbing. Malah mereka berdua suka sengaja duduk dan memandangi kuli2 itu bekerja walau pada kenyataannya sebenarnya mereka itulah yang sedang jadi tontonan kuli2 itu.
Gue bukan memandang rendah kerjaan kuli. Tapi individunya itu lho. Mbok ya! Kalo kerja ya kerja aja. Nggak usah deh repot2 menghentikan kegiatannya cuma buat ngeliatin kita. Heran! Nggak pernah liat monyet ya? *BT*
Gimana sih si mandor-nya? Please deh, maok sampe kapan bangun rumahnya, hooiii ......
Saturday, February 21, 2004
BANJIR, EUUYY....
Baru hari ini gue kembali mencet2 keyboard dan menatap ke monitor dengan dungu setelah satu hari absen. Maok ngapain ya? Lagian, Sabtu2 ngantor, sapa suruh? Nggak ada yang dateng, nggak ada yang dikerjain.... *alesannya : pengen aja nyobain naek busway pas lagi nggak rame*
Btw, Jumat kemaren hujannya dahsyat man,... gue bangun jam 9 lebih, dan saat itu hujan masih aja sederas kemaren malem. Asli, males banget maok ngantor. Jam 10 gue inget harus jemput Nina. Perjanjiannya kalo Nina bobok dan berangkat sekolah dari rumah nyokab, tandanya gue yang harus jemput pulangnya. Ini gara2 bulan lalu gue 'BERANTEM' sama supir antar jemputan Nina yg emang MENYEBALKAN itu, so, sekarang Nina mesti dianter jemput sendiri . * geram!! *. Tapi sebelomnya gue mandi dulu & telpon ke rumah nyokab. Yang ngangkat telpon my sister.
'Es, Nina sekolah kan?'
'Sekolah....'
'Gue yang jemput nih?'
'Enggak deng, boonk. Ya gimana maok berangkat,... ujannya aja gede gitu.... Baru dipager aja udah basah'
'Uh, baru aja maok gue jemput. Untung gue nggak langsung kesekolahannya....'
'Lha, loe nggak ngantor?'
'Ya nanti,... rencananya jemput Nina dulu baru ngantor. Ya udah deh! Nitip2 Nina ya.... Suruh belajar.' Percakapan selesai. Abis itu gue nerusin leyeh2 lagi di tpt tidur. Malesnyaaa maok ngantor. Remon pun masih dialam mimpi, karena bagi dia- nggak ada harapan untuk bisa berangkat ke kantornya dengan sukses kecuali dia bawa serep perahu karet plus bathsuit, cuy! Gue setuju. Nggak ada yang lebih menyenangkan selain tidur disaat hujan diluar deres banget.
Jam 12.30 gue bangun lagi. Remon udah bangun duluan. Diluar hujan udah nggak deras lagi. Cuma gerimis. *kecewa*. Hari ini kita nggak ada yang ngantor, nggak ada rencana, nggak ada kegiatan. Duh, ngapain yaaaa? Guilty juga rasanya bolos. Dikulkas nggak ada stock makanan, so, kita order Bakmi Japos. Kita makan sambil nonton ulang film Final Destination. Saat itu udah sekitar jam 2. Tiba2 my sister telpon.
'Ih! Gue kira loe ngantor... '
'Males. Ujan gede banget nggak berenti.'
'Sinting, ya? Gue bolak balik telpon kantor loe dari pagi sampe hari gini nggak ada yg ngangkat. Yang bener aja!'
'Ah, masak sih? Lagian loe kenapa baru sekarang nelpon gue ke hp?'
Selesai ngobrol ditelpon, gue langsung telpon ke pengurus gedung.
'Selamat siang CBS, saya maok tanya, kantor di lantai 2 ada orangnya nggak sih? Kok ditelpon nggak ada yg angkat?'
'Oh,.... tadi sih saya liat ada beberapa orang yg datang bu, tapi terus balik lagi. Disini banjir bu! Jalan didepan airnya setinggi dengkul. Listrik juga pada mati.' * Maklum, bukan gedung di Sudirman-Thamrin. LOL *
Hhhaaaa?? Pantesaaaan. Yah, untunglah gue males, jadi nggak 'kecele' : Udah susah2 berangkat lantas menemukan jalanan didepan kantor banjir dan listrik digedung mati. Pasti sakit hati!
Friday, February 13, 2004
Hujan dan Lain Lain
Hujan & Payung :
Belakangan2 ini Jakarta ujannya gede banget. Deras. Anginnya kencang. Buas. Kalo siang2 pas udah dikantor, atau kalo malem2 pas udah sampe rumah sih nggak apa2. Tapi seringnya hujan turun seharian sampai pagi lagi menjelang orang berangkat beraktifitas. Ya kerja, ya dagang, ya sekolah. Musim hujan begini, payung dibutuhkan sekali. Gue sendiri punya problem sama payung. Gue nggak suka bawa2 payung, gue nggak suka megangin (make) payung, dan gue belum pernah beli payung seumur hidup gue. Gue pernah punya payung model lipat tiga, pemberian nyokab *yang suka jengkel sendiri menerima kenyataan bahwa gue nggak pernah punya payung*. Payung itupun sekarang rusak karena dibuat maenan perahu2an sama keponakan montok gue yang berumur satu tahun setengah. Jari2 payungnya pada patah2 semua. Jadilah sekarang gue nggak punya payung lagi. Horeeee!! Anyway, pake payung dimusim ujan yg seperti ini sama sekali nggak membantu. Keluar dari mobil, lari buka pintu pagar, atau nunggu taksi dipinggir jalan, dengan payung pun tetep aja loe basah.
Tadi malem ujan dereeeesss, banget! Cuma gue dan Nina yang ada dirumah, dan itupun Nina sudah tidur. Hiiii,... emangnya cuma anak 5 tahun doang yg takut sama bunyi hujan sederas itu? Gue juga! Letak kamar yang berada diatas dengan teras hanya beratapkan fiber membuat bunyi hujan terdengar semakin kencang dan menggemuruh. BERISIK. Asli, walaupun di daerah gue ini belom pernah ada kejadian listrik mati disaat hujan, tetap saja kemungkinan listrik mati bikin gue makin nyut-nyutan sendiri. Lighter mah punya 7 biji, tapi gak punya lilin! Gak punya senter! Help! I wished suami was here. Selain itu gue juga takut sendiri kalo fiber atap teras copot semua tertiup angin yang kencang itu. Pasti nggak lucu! So daripada melek sendirian disaat mencekam seperti itu, gue memaksakan diri dgn segala cara untuk tidur secepatnya!
Subuh, jam Lima lewat lima belas menit, gue kebangun karena Nina nangis. I saw blood everywhere on her nose, her blouse, and a little bit on the bedsheet. * Horror banget ya, melek mata langsung liat darah didepan mata*. Nina mimisan, bo! Sakit panas enggak- tapi dia mimisan pagi ini. Gue selalu panik liat darah. Dengan segepok tissue gue bersihin darah dihidungnya sampai akhirnya benar2 bersih dan darah berhenti mengalir. Saat itu masih saja hujan deras, jadi kita tertidur lagi. Paginya, hari ini, gue bangun jam setengah sembilan. Wah! Harusnya Nina masuk sekolah jam setengah delapan kan? Lagi2 dia mesti bolos gara2 emaknya 'mabok bantal' Dan kalaupun bangun tepat waktu pun kita tetap aja nggak bisa keluar rumah karena nggak ada payung! Iya kan? So I blame it on the rain! Darah mimisan Nina masih sedikit keluar mengalir, dan diluar hujan masih aja turun walaupun tidak sederas yang semalam. Teras dan semua barang yg ada disitu basah semua! Jadi fungsi Atap teras itu sendiri nggak jelas sebenarnya. Yah, namun setidaknya gue beruntung karena atap fibernya nggak pada copot beterbangan kebawa angin!
Hujan & Berpakaian :
Ada nggak sih yang suka ribet sendiri kayak gue? Gue bukan orang yang modist, bukan 'style' yg gue pikirin, tapi musim hujan yg nggak tentu seperti ini kadang bikin gue suka kelamaan mikirin maok ngantor pake baju apa hari ini? Gue biasa ngantor pake baju yg simpel2 aja. Tapi kalo hari hujan pasti bingung sendiri memilih baju yang pas. Ditambah gue yg nggak pernah make payung- sesedikit apapun basahnya hujan air pada pakaian pasti langsung nempel dibadan. Jadi sepertinya gue perlu pake jaket katun atau yg setidaknya dari bahan jeans. Tapi kalo siang harinya nggak hujan, pastinya gerah banget make2 jaket, even in an aircon room. Dan gue nggak suka nenteng2 tas plastik isi jaket atau apapun. Belum lagi suka bingung, maok make rok atau celana panjang? Kalo hari hujan jalan2 di Jakarta umumnya walaupun tidak berlumpur pun dijamin becek. Kalo pake rok, air nyiprat2 ke betis. Bikin betis gatal2. Pake celana panjang- air membasahi ujung celana lalu nyiprat2 ke celana bikin celana kotor dalam sekejap. Secermat apapun kita jalan, air tetap nyiprat2. Kaki pasti gatel2 juga akhirnya, Pake baju yang mana dong neeehh??
Ah, repotnya jadi gue,.... Baru ujan doang aja bingung....Thursday, February 12, 2004
Catatan Hari Minggu
Oh, sandalku...
Ini cerita basi hari Minggu kemaren. Nyokab nyuruh gue dateng ke rumahnya Minggu siang karena maok ada arisan keluarga besar dari pihak bokap. Gue sih anti-arisan, she knows that, jadi intinya- seperti biasa gue diminta dateng bukan buat arisan, tapi lebih buat dipermalukan :"Ini lho, kakaknya si Cacuk, yang nggak pernah maok diajak ngikut arisan", plus jadi 'temporary maid' (baca : tukang bersih2 dan cuci piring!). But that was oke. Masalahnya gue gak pernah betah dikeramaian meskipun itu saudara sendiri. Anyway, biar mereka semua saudara, umumnya saudara jauh sih, swear- I never recognize mostly of them. Heran... kok lebih banyak nenek2nya ya? Daripada ruwet di sapa2 dan diajak ngobrol tapi gue nggak mengenali mereka, jadi gue memilih ambil posisi di tempat cuci piring aja. Sandal hitam gue yang baru, gue 'parkir' disamping lemari dan gue mulailah mencuci-cuci segala piring dan perabot kotor yang ada.
Jam 7 malem setelah semua tamu bubar dan rumah bersih, giliran gue yang maok pulang jadi sibuk sendiri nyari sandal hitam gue yg baru itu. Cuma ada satu yang sebelah kiri! Dan gue nggak bisa menemukan pasangannya yang sebelah kanan. Apa gunanya sandal baru dan bagus kalo cuma punya sebelah kiri doang?? Bukan sandal gue yang ketemu malah nemu kamera, dompet koin, dan botol susu bayi yang ketinggalan. Eh untungnya sandal oleh2 dari nyokab buat gue masih ada disana, jadi gue pulang pake sandal itu.
Tadi malam gue ke rumah nyokab lagi. Bukan maok nyari sandal, lho. Adek gue aja yang tiba2 ngingetin. Dia bilang sandal gue yang sebelah kanan nggak ketemu juga, tapi dia menemukan sandal hitam sebelah kanan dengan ukuran dan model yang hampir sama dengan sandal hitam baru gue itu. Hehehehee! Tarohan, pasti salah seorang dari keluarga bokab yang datang minggu lalu ada yang salah make! Ada ada aja. Gue yakin, .... pasti itu salah satu dari nenek2 yang datang kemaren! *ngakak* Ops, sorry nek!
Thursday, February 05, 2004
Lighter
tauk kan? apa itu lighter? Itu lho,.. pemantik api,... yang buat menyalakan rokok, yang satu fungsi sama korek api atau gretan. Masih nggak tauk gretan juga? tanya Dian Gretan sana.... LOL! *Kebangetan* Ya udah, intinya lighter itu sama fungsi tapi beda bentuk sama korek api dan gretan. Dan kenapa juga gue ngeributin lighter? Karena gue gregetan sendiri. Sudah beberapa hari belakangan ini gue menemukan lighter dimana-mana. Gue PANEN lighter, bo! Ajaib! Ga ngarti dari mana datangnya semua lighter itu. Di meja teras depan ada 2 warna biru bening, 1 warna pink bening, dan 1 warna hijau bening. Dikamar ada 1 warna kuning kecoklatan bening dan 2 warna putih. Jadi semuanya ada 7. Belum lagi didalam tas gue ada 1 yang warna putih dan 1 warna coklat bening. Oke, jadi totalnya ada 9! Itu belum termasuk 2 lighter berwarna pink dan kuning bening yang gue temukan di laci meja gue di kantor. Konyol ya? Biasanya kalo dibutuhkan, gue malah nggak bisa menemukan satupun lighter buat menyalakan rokok.
"From where all these lighter came from, hon? Whose lighter are these?" Tanya gue.
"Nggak tauk. I though you bought them all." Jawab dia enteng.
Lho? Beli? Sebanyak itu? Gue cuma pernah beli satu yang warna putih. Ia sendiri punya zippo yang, well, hampir nggak pernah dipake karena fluel-nya nggak pernah beli lagi, dan dia hanya pernah beli satu kali yang warnanya putih bening. Lighter yang dia beli itupun malah tidak ditemukan diantara lighter sebanyak itu. Kita klepto kali nih! Ataukah mungkin orang-orang berbaik hati meninggalkan lighter mereka buat kita? Atau terbawa kita?
Ironisnya, semalam kita kehabisan rokok! Maok ke warung males, karena sudah hampir jam 2 pagi. BT kan? Dengan lighter sebanyak itu, kita nggak punya satu batang rokok pun buat dihisap! *screaming*
Btw,
Dua hari lalu gue beli bukunya Adhitya. Haiiyaaaa, Adhitya.... gue jadi juga beli novel loe nih! Tadi malem gue selesai ngebacanya. Gue jadi sembilan puluh sembilan persen yakin, kayaknya itu pengalaman pribadi pengarangnya sendiri. *Hayo ngaku ajah!* Emang dodol,... novelnya persis gambaran gue tentang pengarangnya yang agak2 BOCOR. It is a compliment lho, dhit... *Ojo nesu yoo!* Eh. denger2 lagi jadi penganten baru nih? Selamat ya!
Di hari gue beli buku itu sebenernya budget gue paspas-an banget. Awalnya target gue beli Agatha Christie lagi buat nambahin koleksi. Tapi tiba2 aja mata gue menangkap judul buku itu. JOMBLO. Dengan covernya yang 'girly'. Imut total. Berhubung semua buku disitu disampul plastik rapat, yang gak memungkinkan gue untuk bisa ngintip2 buat sekedar cari tauk seperti apa sih isinya. Kenyataannya gue bener-bener pengen tauk! eh, tapi bukan penasaran lho, swear, walaupun memang sempat bimbang memilih buku yg mana yg harus gue beli. RemOn pun sudah menampilkan ekspresi muka 'keuheul'nya- gak sabaran, kelamaan nunggu!
Oke... oke,... Sepertinya gue memang kudu refreshing baca buku hasil 'pengarang baru* (*red: Jago Ngecap) asli Indonesia. Iya kan, dhit? Suwer lho,.. buku loe bikin alis RemOn naek-turun, sewot *naga2nya kayak yg pengen ngelempar gue pake bakiak* ngeliat gue cekikikan sendiri sambil megangin buku loe itu.
Ada lagi kah yang baru??
Subscribe to:
Posts (Atom)