Saturday, October 23, 2004

OH MYGOD

'Besok pagi saya pergi sama mama'
'Kemana?'
'Menengok keponakan saya dipenjara'
'Dipenjara? Siapa? Wolfgang?'
'Bukan. Adiknya yang lelaki'

Gue melongo. Gue ingat Wolfgang punya 2 orang adik.
'Berapa umurnya sekarang?'
'Hhm, sekitar tiga atau empat belas tahun'

Gue semakin melongo.
'Oke' Kata gue tanpa merasa perlu bertanya-tanya lebih jauh ke Raymond saat itu juga. Apa- kenapa- dan bagaimana. Mungkin nanti jika saatnya tepat- saat lagi santai. Dan gue bener2 terkesima. Ini betul2 berita baru yang menarik buat gue. Semua cerita yang menyangkut Dafne selalu menarik perhatian gue. Dan sepertinya sekarang anaknya mewarisi kelakuan ibunya.

Dafne adalah adik perempuan Raymond yang paling bungsu, yang paling pendek, dan yang paling berbeda kelakuannya diantara ke-3 orang kakaknya. Usianya satu tahun diatas gue. Segala cerita mengenai jalan hidupnya benar2 membuat gue terkagum- kagum. Kagum bukan lantaran dia sukses menjalani hidupnya, namun kagum justru lantaran dia begitu berani mengabaikan, men-siasiakan, dan membuang setiap waktu dalam hidupnya tanpa tujuan bermanfaat- sejak ia masih terbilang anak kecil hingga detik ini. She's out of control. Hidup diluar norma dan gaya hidup orang2 yang gue kenal pada umumnya.

Diusia 12 tahun dia mulai mengenal drugs, berhenti sekolah, dan kabur dari rumah dengan pacarnya *Plis deh, diumur segitu gue cuma tauknya belajar dan maen- 18 thn baru mulai pacar2an*. Setahun kemudian diusianya yang ke 13 dia melahirkan seorang anak, si Wolfgang ini [sekarang sekitar 18-19 thn], yang kemudian diasuh oleh kakek neneknya. Beberapa tahun kemudian dia melahirkan lagi, kali ini dari pacarnya yang berbeda, dan kembali melahirkan lagi, juga tanpa pernah menikah. Dua anaknya yang terakhir ini diadopsi oleh orang lain, karena si ibu yang junkies tidak diijinkan pemerintah buat merawat sendiri anaknya. Kemudian dia dia pindah ke Inggris. Raymond bilang sih, disana dia nggak ngapa2in. Berhubung pacarnya yg sama2 junkies itu cowok Inggris, jadi dia ikut saja pindah kesana. Walau akhirnya mereka putus, Dafne tetap tinggal di Inggris. Tetep nge-junkies dan tetep nganggur. Gak tauk deh gimana cara mereka ini pada survive. Dua tahun terakhir ini Dafne sudah pulang kampung lagi. Tetep nge-junkies dan tetep nganggur. Tapi kabarnya sekarang dia berubah jadi lesbian. Weh! *Kok bisa?*
'Si Dafne ikut nengokin juga?'
Raymond diam sejenak, 'Dia kan juga lagi dipenjara'
O-oow... Sedang dipenjara juga? Gue bener2 tambah melongo. Terkesan dengan kenyataan adanya orang yang menjalani hidupnya dengan asal dan begitu sembarangan. Gak karuan2. Nggak jelas. Tanpa tanggungjawab dan tanpa rasa beban. Nggak ada tobat2nya. Hebat euy. Seperti cerita di filem.

But I like her anyway. She's different!

No comments: