Wednesday, March 24, 2004
Mendongeng
Semalam menjelang tidur, Nina memaksa gue mendongeng.
Hhhmm. Mendongeng apaan lagi sih? Ada ada aja. Apaan ya?
Tauk nggak sih? Kalo menceritakan dongeng ke Nina, gue itu harus dengan ekspresi dan mimik yang semirip mungkin dengan kak Seto (Kayak dia kenal kak Seto aja). Gerakan tangan juga tuh, harus. Hhhh... Kalo enggak dia protes.
Oke. 'Pada jaman dahulu kala hiduplah seorang putri berambut kribo. Sang putri berbadan besar, berkumis, dan bau badannya asem. Ih! Seram'.
Lho. Tiba2 gue dia pukuli sambil terkekeh-kekeh sendiri.
"Ih mami! Apaan sih tuh? That was not a tale!".
Memang bukan. Habis mau dongengin apa lagi? Buku2 cerita dongeng dari berbagai negara yang tebal2 itu dia sudah hafal semuanya. Satu hal lagi, Nina itu obsessed sama princess, jadi gue berusaha bikin dongeng tentang princess.
"Mami disuruh dongeng apaan dong?"
Ia masih terkekeh, "Ya sudah deh Mam, itu aja juga boleh. Go on."
Yak ampun! Ia masih tertarik buat denger ceritanya juga. Terusannya apa ya?
'Hhhmm,... putri tersebut bernama Putri Niyee (Ia makin terkekeh). Ia yatim piatu. Istananya besar berwarna coklat dengan ratusan kamar didalamnya'.
"Kok warnanya coklat Mami?"
"Biar nggak silau, Nina." Asal.
Putri tidak bergaul. Sekolahnya pun di istana, jadi ia tidak memiliki seorang temanpun kecuali 2 orang pelayan perempuannya yang setia. Bimbi dan Bimba'.
"Pembantu si Putri kembar ya?"
"Diam dong kamu. Mau denger ceritanya nggak sih? Itu kan cuma nama, Nin. Biar ingetnya gampang."
Bimba dan Bimbi seumuran dengan Putri. Tetapi kebalikan dari sang Putri, mereka kurus2, berambut panjang dan tidak berkumis (Nina kembali terkekeh). Salah satu tugas mereka adalah memandikan sang Putri. Berbotol-botol parfum habis setiap minggunya demi memandikan sang Putri karena badan sang putri- terutama di siang hari, bukan main asamnya (Nina terkekeh heboh). Tetapi Bimbi dan Bimba tetap setia melayaninya.
"You're awful Mami."
'Suatu hari lewatlah seorang kakek tua di halaman depan istana membawa seekor kucing kecil. Begitu melihat sang putri, si kakek dan kucing kecilnya pun pingsan karena menyangka sang Putri adalah seekor monster'.
Nina terkekeh-kekeh lagi. Tapi wajahnya mulai terlihat mengantuk.
"Mami ngaco deh. Masa putri serem banget"
"Maok denger nggak nih?"
"Cepetan,... tapi jangan yang ngaco-ngaco gitu dong"
Sang Putri terlihat terkejut dan merasa sedih hatinya. Bimbi dan Bimba berusaha menyadarkan si kakek tua itu. Namun ketika sadar si kakek kembali jatuh pingsang begitu melihat sang Putri lagi (Nina terkekeh heboh). Ketika sadar untuk yang kedua kalinya, si kakek segera mengutuk Putri Niyee. Dalam sekejab sang Putri berubah menjadi langsing, tidak berkumis, dan rambut lurus panjang seperti habis di re-bonding. Tapi baunya masih asem.
Nina terkekeh-kekeh nggak karuan.
"Ah mami. Udah ah! Ceritanya makin konyol aja. Ngaco!"
"Masak sih? Kan cuma dongeng Nin... Nggak betulan."
"Iya. Tapi ngaco! Udah ah, nggak usah dongeng lagi. Nina maok bobok aja..."
"Eh, kan belum selesai?"
"Nggak papa. I'm sleepy now mami."
"Ya udah kalo gitu. Jangan lupa baca doa ya? Sleepwell sayang,.. sweet dream."
"I love you, Mami."
Cihuy! Akhirnya dia BT juga dan memilih tidur dari pada mendengar dongeng gue yang nggak karuan itu.
Ternyata bikin dongeng itu susah ya? Apalagi kalo maok bikin dongeng yang ada moral ceritanya. Bukan yang asal cuap seperti gue tadi, yang kelanjutan ceritanya apa juga belum terpikirkan. Kan niatnya memang cuma untuk mengulur waktu. Untungnya dia nggak meminta diterusin. Bisa berabe. Please, deh. Don't.
--------------------------------
Malamnya....
" Mami, lanjutin dong dongengnya yang semalam."
Mampus deh.
" Dongeng apaan sih?" Pura-pura lupa.
" Itu lho,... putri berambut kribo yang badannya bauk asem."
Cailee,.. inget aja ya?
" Ooh, itu ya? Tapi mami lupa lanjutannya." Padahal sih inget. Tapi nggak punya lanjutannya.
" Yaaa... mami sih gitu..."
" Lho kemarin kamu bilang nggak usah diterusin ceritanya?"
" Kan Nina waktu itu udah ngantuk."
" Iya, makanya sekarang mami jadi lupa deh gimana ceritanya."
Ia diam sambil cemberut.
" Udah deh, hari sabtu besok kita cari buku cerita lagi ya di mall? Kan enakan baca sendiri." Gue coba merayunya.
" Janji lho. Tapi Nina dibeliin buku gambar sekalian ya?"
" Iyaa.... asal kamu nurut kalo dibilangin. Sekarang bobok ya? Goodnite cinta, I love you."
" Oke! Goodnite juga mami,... I love you."
Nah! Akhirnya beres juga.
And I didn't have to tell her the rest of that stupid tale. * Tobat deh, tobat *
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment